Analisis Kandungan Kalsium (Ca) pada Air Tanah Bansir Darat Pontianak Tenggara

Authors

  • Rachmat Sahputra Rachmat Universitas Tanjungpura, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.46368/qjpia.v1i2.482

Abstract

Air bersih yang ada di Wilayah Bansir Darat Pontianak Tenggara, memerlukan informasi  berkaitan dengan kandungan kalsium dari sumur-sumur yang dimiliki, karena dampak jika terlalu banyak mengkonsumsi air yang banyak  mengandung kalsium berakibat terjadi penyakit batu ginjal. Penentuan kandungan kalsium berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna antara kalsium dan metil petaline (C20H26NO3) yang dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada warna merah muda dengan panjang gelombang 507 nm. Ion Ca2+ ditentukan menggunakan persamaan Lambert Beer yang diukur menggunakan Spektrofotometer. Hasil analisis dari empat titik sampel yang mewakili wilayah studi memiliki kandungan kalsium yang bervariasi yang sangat bergantung pada kedalaman, Hasil analisis menunjukkan bahwa kedalaman sumur di wilayah Bansir Darat Pontianak Tenggara menghasilkan perbedaan kandungan kalsium. Untuk sumur dangkal 3 m memiliki kandungan 29,3 mg/L, sedangkan sumur dengan kedalaman 22 m mengunjukan hasil kandungan kalsium 174,2 mg/L. Semakin dalam sumur dari permukaan tanah memiliki kandungan kalsiumnya  yang lebih tinggi daripada sumur yang dangkal.

References

Almatsier. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Amelia. (2004). Optimasi pH Buffer Asetat dan Konsentrasi Larutan Pereduksi Natrium Tiosulfat dalam Penentuan Kadar Kalsium secara Spektrofotometri UV-Vis. Thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Anonim. (1992). Standard Method for The Examination of Water and Waste Water, APHA Standard Methods, 181h Edition.

Basset, J., Denny, R. C., Jeffery, G. H, Mendham. J. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta, 2002.

Donatelle RJ. Health, The Basics. 6th ed. San Francisco (USA): Pearson Education Inc, 2005.

Goldfarb, Coe S, Fredric L. Prevention of recurrent nephrolithiasis. American Family Physician. 1999; 60(8): 2269-76.

Harjadi, W. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Heller JH. The Role of calcium in the prevention of kidney stones. Journal of the American College of Nutrition. 1999; 18(5): 3731-3739.

Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen.Semarang:Semarang Press.

James, E. D. Jr and Courch. (1988). Spectrometry Chemical Analysis. USA: Prentice hall International Inc.

Khopkar, S.M. (2003). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Leonetti F, Dussol B, Berthezene P, Thirion X, Berland Y. Dietary and urinary risk factors for stones idiopathic calcium stones formers compared withhealthy subjects. Journal of Nephrology Dialysis Transplantation. 1998; 13(7): 617-622.

Peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 32 tahun 2017 Tentang Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan Kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang,Solus per aqua, dan pemandian umum.

Standar Nasional Indonesia nomor 01-02201987 tentang Air Minum. Jakarta: Departemen Perindustrian; 1987.

Sutrisno, T. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: PT Rineka Cipta

Wulandari, N. (2007). Validasi Metode Spektrofotometri Derivatif Ultraviolet untuk Penentuan Respirin dalam Tablet Obat, IPB, Bogor.

Downloads

Published

2022-02-26

How to Cite

Rachmat, R. S. (2022). Analisis Kandungan Kalsium (Ca) pada Air Tanah Bansir Darat Pontianak Tenggara. QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA Dan Aplikasinya, 1(2), 67–72. https://doi.org/10.46368/qjpia.v1i2.482

Issue

Section

Articles

Citation Check